Saturday, October 19, 2019

Kunci Sukses dengan Mengenali Diri

Seringkali saya tersenyum geli sendiri melihat beberapa orang yang sudah berumur kepala 4, 5 bahkan 6 masih seperti abg yang mencari jati diri. Dia mengidolakan seseorang persis seperti abg yang kegandrungan artis pujaan hatinya. Hari ini share-share, membagikan berita, link cerita, ngomongin kebaikan, hebatnya Presiden Turki, Erdogan. Lepas itu musim kampanye dia membelok mengidolakan Prabowo dan kini menyanjung-nyanjung idola barunya, Anies Baswedan. Sejatinya anak baru gede itu mengidolakan pujaannya dengan memimpikan kehidupannya bakal seperti sang idola. Ia bakal berpenampilan dimirip-miripin artis tersebut. Memotong rambutnya, memakai pakaian dan asesorisnya, gaya berjalan dan bicaranya, mengikuti apa yang disukai, hobi sang artis dengan harapan bisa ganteng, cantik, sukses seperti sang idola. Lha kalau abg tua kepala 4 masih berpikir seperti itu kan lucu. Salah? Ya tentu tidak. Cuma ketika anda mencapai umur 40-50an kurva hidup anda harusnya sudah mencapai puncaknya. Ah, kurva pun tidak tahu pula. Kurva itu gambaran sebuah proses atau keadaan dalam hal ini siklus hidup seseorang mulai lahir, tumbuh menjadi remaja, dewasa, tua hingga akhirnya meninggal. Bahwa jiwa anda, semangat anda tetap muda itu boleh bahkan wajib tetapi kalau seumur itu anda masih mengidolakan seseorang yang nun jauh disana, sementara yang lokal ada atau harusnya diri anda lah yang menjadi idola bagi anak-anak dan keluarga anda.

Tidak Kenal Diri Sendiri
Ini sebuah kelemahan seseorang bahwa dia tidak kenal siapa dirinya. Sejatinya seseorang itu haruslah dikenalkan siapa dirinya, diajari mengenal dirinya sejak bayi. Siapa diri seseorang dari bayi sudah bisa dikenali dan ajarkan bayi itu untuk mengenali dan menyadarinya. Kita mengenal istilah bakat, karakter, skill, kemampuan, keahlian, itu semua melekat pada diri seseorang. Kita sering melihat atau mengenalkan bacaan fatihah atau dzikir-dzikir pendek pada bayi 2 tahunan dia sudah mampu mengikuti, menghafal. Itu sebuah kemampuan. Begitu banyak tayangan televisi yang mempertontonkan anak bayi, anak kecil mampu bermain piano, berenang, menyanyi, hafal Al Quran, melukis, push up, salto, bela diri dan sebagainya. Kita takjub, kita heran dan terpesona. Ini sebenarnya bukan sebuah mukjizat. Bahwa ini adalah kemampuan orang tua dan sang anak mengikuti, beradaptasi dan mengenal dirinya sendiri. Diawali dengan coba-coba, latihan, mengembangkan diri dan akhirnya bisa, mampu, berhasil. Belum lagi kita semakin takjub bahwa anak tersebut cacat fisik. Maaf seperti tidak punya tangan, kaki, tangan dan kaki tapi bisa berenang, melukis. Ini semua karena dia paham, kenal akan keterbatasannya tapi dia mampu memunculkan kemampuannya yang lain melebihi keterbatasannya.
Ketika kita yang berumur ini masih mencari-cari, meraba-raba, mau kerja apa, mau bisnis apa, apa yang bisa kita kerjakan, bagaimana kita bisa sukses, kaya. Boleh dibilang anda terlambat. Tapi kan banyak yang bilang tak ada kata terlambat. Benar. Bahwa untuk memotivasi diri itu kata-kata "mantra wajib" yang harus dipegang kuat. Tetapi ketika mantra nya hanya ucapan belaka jadilah kita seperti yang saya gambarkan diatas, hari ini idolanya Erdogan, besok superheronya Prabowo dan sekarang Gubernur DKI Anies Baswedan  Dan sampai sekarang masih banyak lah kita jumpai kampung-kampung yang tiga generasi kerjanya masih nongkrong ae, masih mbecak, masih kongkow di kedai kopi ngomongin orang. Sementara mereka-mereka yamg mengenali dirinya, cepat beradaptasi, generasi kedua dan ketiganya kehidupannya sudah lebih baik dari orang tuanya itu, mungkin sudah ojol, ojek onlinenya tidak cuma 1 motor tapi sudah 1 mobil 2 motor, mungkin bapaknya yang tadinya tukang roti, sekarang anaknya pemilik toko bakery, yang pasti generasi berikutnya cepat menemukan jati dirinya mungkin istilah sekarang "passion" nya.

Sukses dengan Tahu Diri
Mengenali diri sendiri ini sangat penting. Bahkan jika anda belajar manajemen dan tahu istilah swot, kekuatan dan kelemahan dalam menghadapi tantangan dan mengambil kesempatan, sebenarnya anda harusnya bisa mengenali, memetakan swot diri anda sendiri. Sehingga banyak yang kita lihat orang-orang yang hidup sehat dengan mengidap penyakit tertentu. Punya semangat juang tinggi. Dia tahu bahwa dia pengidap kanker payudara tapi dia seperti orang yang tak pernah mengidap sakit itu. Dia seorang pengidap HIV Aids tapi dia penyuluh tangguh penyakit itu, menyadarkan orang akan bahaya penyakit itu dan bagaimana hidup dengan mengidapnya tanpa mati-mati. Dan banyak kisah sukses lainnya ketika punya keterbatasan, putus sekolah, idap penyakit, tapi sukses terus dalam hidupnya.
Anda tak perlu susah-susah sebenarnya menjalani hidup ini. Hidup ini kan pilihan. Semua orang sering mengucapkan itu tapi sering salah pilih. Pilih lah template, pola, patron yang sesuai dengan kondisi anda. Bahkan kalau anda pemadat sekalipun, tak lepas dari narkoba, anda bisa meniru Mike Tyson yang bangkrut dan sekarang menjadi kaya dengan menjadi pemilik ladang ganja di Amerika sana. Lha kok bisa? Jelas bisa. Karena ganja disana dilegalkan untuk konsumsi tertentu dan pengobatan medis. Mike Tyson sang petinju legendaris mengambil peluang itu. Jangan seperti disini, cuma buat madesu, masa depan suram. Cari lah template yang pas dengan anda. Anda mengidap diabetes. Jadilah pedagang sukses dengan diabetes. Diabetes anda tetap ada tapi tidak mengganggu kehidupan anda. Anda pelajari dari A sampai Z. Anda buka toko herbal, anda tanam tanaman anti diabetes, jual  Kembangkan dengan metode MLM,  bikin merk dagang sendiri, patenkan. Bikin seminar, pasang iklan di koran. Ceritakan success story anda di media online. Anda akan menjadi template bagi orang lain lagi. Banyak hal yang bisa anda jadikan template untuk kesuksesan anda. Mungkin Anies Baswedan anda tiru success storynya. Anda jadi pejuang eceng gondok. Tapi jangan bikin orang lain gondok. Kembangkan jadi bahan berguna, bikin keripik, tas, tikar, perabot dari eceng gondok. Bisa saja. Tapi kalau sudah mencapai umur 40an, 50an, baru belajar alif, ba, ta, haduh rasanya hidup kok sia-sia ya, ngapain aja 40 tahun masih mencari jati diri. Kalaupun anda baru belajar. Tidak masalah. Berarti anda baru mengenal diri anda saat ini. Tapi tanamkan di diri anda, besok anda Harus mengenalkan metode Iqro cepat bagi manula. Cara cepat baca Al Quran. Cara praktis Hafal Juz Amma di usia 50 tahun. Jangan yang biasa. Harus luar biasa karena anda start nya sudah kalah jauh sama bayi 5 tahun. Intinya sekarang bagaimana anda yang baru merangkak harus bisa langsung berlari. Bisa. Kenali diri Anda

No comments:

Post a Comment

Guru Corona

Corona mengajariku: Untuk Hidup Sehat , selalu mencuci tangan dengan sabun, bersih-bersih badan, mandi, kalau habis dari luar rumah, apala...