Sunday, March 25, 2018

Menyontek.. Ya silahkan..


Pasti kebanyakan kita menolak dengan pernyataan diatas. Menyontek, ya tidak boleh. Dilarang.
Tapi saya punya pendapat berbeda. Bukan berarti saya rajanya nyontek. Hasil yang saya dapatkan sekarang dari pekerjaan menyontek. Tapi pernyataan tersebut saya pahami setelah mendapatkan hasil yang berbeda untuk setiap orang. Bahwasanya, tidak ada hubungan menyontek dengan hasil akademik. Maka, yang mau saya katakan dan tekankan disini adalah: Bekerjasama lah! Saling bantu lah! Tolong menolong lah! Jangan pelit dengan ilmu!
Tidak akan menjadi fakir ilmu ketika anda memberikan ilmu kepada Teman atau orang lain. Dan tidak serta merta juga teman atau orang yang anda beri ilmu itu menjadi paham, dan pintar. Tidak hehe.. Tapi kalau Menyontek saat ujian itu tidak saya anjurkan. Saya larang, kecuali open book. Karena ya itu tadi sekalipun ujiannya open book, sama persis jawaban 1-3 anak atau bahkan satu kelas sama tidak berarti nilai anda sama semua. Pasti ada penilaian atau bobot lain yang membedakan satu anak dengan lainnya. Demikianlah saat saya pernah mengajar di kampus iBii Sunter beberapa tahun silam. Saya melihat bahwa kemampuan seorang anak itu sangat berbeda dengan anak lainnya. Seseorang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing. Bekerja sama lah dalam belajar dan menimba ilmu, memcahkan masalah. Tapi jawablah ujian secara sendiri-sendiri dengan keyakinan atas kemampuan anda sendiri. Jika anda menyontek saat ujian itu resiko anda sendiri. Jika anda lulus, nilai anda baik, yah itu keberuntungan anda. Bukan kemampuan anda hehe.

Ilmu Jepang
Mungkin kita tahu bagaimana mobil Toyota dibuat. Bagaimana pendirinya nyontek, mempelajari bagaimana mobil-mobil Amerika dibuat, dirakit, desainnya dan segala macam. Mereka bahkan tidak merasa rugi dengan membeli mobil Amerika dibongkar, dipreteli satu-satu, dilihat rangkaiannya, dilihat mesinnya, jeroannya kemudian dirangkai kembali, diadop ke mobil buatan mereka, Toyota.
Bahkan kalau urusan tiru meniru, Cina lah biangnya. Lihatlah produk-produk Cina. Sepintas sangat mirip sekali dengan aslinya, bahkan memiliki kelebihan dibanding barang yang ditirunya. Lihatlah pertama sekali handphone-handphone Cina dijual. Barang yang sama dengan hp Nokia tetapi memiliki kelebihan yang unik. Ada televisinya. Teknologi Cina menciptakan tv di hp. Yang tentunya harganya jauh lebih murah dari hp Nokia saat itu. Hp Cina memungkinkan orang menonton tv melalui hp, ada antenanya, memainkan video 3gp, musik mp3, game-game unik yang saat itu sekitar awal tahun 2000an digandrungi banyak orang.
Itu lah ilmu meniru, menyontek. Jadi ilmu ini tidak salah ketika digunakan untuk memberikan nilai tambah bagi kita. Bukan disalahgunakan untuk memanipulasi.

Kehadiran Android
Android pasti semua kenal. Sehari-hari kita tak lepas dari android. Smartphone yang kita gunakan, bisa jalan karena adanya Android. Kalau ada yang tidak tahu Android, Android itu kalau di komputer itu seperti Windows. Dengan adanya Windows kita bisa mengetik di Word, membuat tabel dan grafik di Excel, main game dan buka internet. Nah Android adalah operating systemnya, tempat berjalannya berbagai aplikasi di smartphone atau hp pintar jaman now. Dengan adanya android kita bisa whatsappan, facebookan, youtuban, dan googling.
Nah bagaimana android hadir seperti sekarang menggantikan sistem operasi Symbian yang ada di Nokia, hp beken jaman old. Itu tidak lain karena kerjasama, pemakaian dan pengembangan bersama aplikasi-aplikasi yang ada. Ada sebuah temuan aplikasi dikembangkan disempurnakan oleh peminat, programmer dan pengembang aplikasi. Hingga saat ini beragam aplikasi dengan mudahnya kita gunakan dan bagi ke sesama pengguna lainnya.

Kembali ke cerita menyontek di awal, masing-masing kita memiliki keahlian di bidang masing-masing. Tidak jamin anda yang menekuni bidang biologi akan bekerja di bidang biologi, bisa jadi anda bekerja di bank. Demikian yang belajar ekonomi, menjadi pemilik bengkel motor sukses. Semua punya keahlian masing-masing yang menjadi jalan hidupnya mendapatkan nafkah. Saya sendiri mengalami pengalaman berarti ketika melihat teman kuliah S1, S2 yang sangat pintar harus mengulang 2-3 kali saat ujian sidang, karena tidak komunikatif, tidak bisa menjelaskan skripsi atau tesisnya. Sementara teman-teman yang dianggap sebelah mata, sering bolos kuliah malah ujian sidangnya hanya 30-60 menit, lulus dan wisuda sesuai jadwal. Ini bukti bahwa pintar dan tidak berbagi tidak menjamin sukses sementara yang biasa-biasa saja malah duluan dapat pekerjaan.
Maka, berbagilah. Belajarlah seperti pengembangan android atau orang-orang Cina dan Jepang yang inovatif. Selama sinergi itu tidak merugikan, pasti keuntungan dan hasil yang inovatif yang pasti didapat.
Jika hasil kerja atau produk anda ditiru, jangan berkecil hati. Disanalah peran anda dalam memberikan jalan buat orang lain. Dari tiruan orang itu lah menjadi trigger atau pemicu bagi anda untuk mematenkan produk temuan anda dan memacu lagi untuk menciptakan yang lain yang baru yang lebih inovatif seperti yang dilakukan oleh produk-produk Korea seperti Samsung, LG dan lain-lain.

Guru Corona

Corona mengajariku: Untuk Hidup Sehat , selalu mencuci tangan dengan sabun, bersih-bersih badan, mandi, kalau habis dari luar rumah, apala...